Pada awal kiprahnya Parau yang terbentuk pada September 2002 ini banyak dipengaruhi oleh band Hardcore seperti Rykers, Hatebreed, Earth Crisis, Strife dan Morning Again. Seiring waktu, melalui jam terbang manggung yang makin padat, pelan tapi pasti unsur Metal mulai merasuki orbit musik Parau. Sempat mengalami beberapa kali pergantian personil, justru membuat Parau makin kuat dan matang dalam berkarya.
Terobosan baru pun dilakukan dengan memberikan unsur - unsur metal untuk memperkaya musik Parau. Eksistensi band - band seperti Ark Angel, Pantera, All Shall Perish, Black Dahlia Murder, Lamb of God, Necrophagist hingga Faceless, sangat berpengaruh pada playlist pribadi masing-masing personel sampai akhirnya Parau benar - benar bertransformasi menjadi band Metal. Selain itu musik Parau juga dikemas dengan taste masing - masing personil sehingga menghasilkan musik dengan distorsi berat dan beat menghentak yang dapat membangkitkan adrenalin yang enak untuk didengar dan dinikmati.
Resep Metal racikan Parau bisa dikategorikan cukup spesifik : penulisan lirik yang peka dan cerdas, berpondasi pada “Tri Hita Karana” ( hubungan horizontal antar sesama manusia, manusia dengan alam ; serta vertikal antara manusia dengan Sang Pencipta ). Dalam penciptaan lagu dan aksinya diatas panggung Parau banyak menyuarakan pesan – pesan moral, kepedulian terhadap kehidupan sosial manusia dan lingkungan hidup. Peka terhadap realita situasi dan kondisi roda kehidupan manusia di dunia merupakan bahan utama bagi Parau dalam penciptaan lagu sebagai respon kepedulian terhadap jalannya kehidupan.
Atas kepedulian tersebut pada akhir tahun 2008, Parau memperoleh penghargaan sebagai band yang peduli terhadap lingkungan dalam sebuah event bertajuk Bali Jamfest. Sebuah manuver yang tentu tidak mudah, namun Parau mampu mengeksekusinya dengan baik, publik muda pun meresponsnya dengan penuh gairah.
0 comments:
Posting Komentar